Sektor teknologi adalah pilar ekonomi apartheid yang mengisi pundi-pundi perang Israel, menyumbang 20% dari PDB Israel (pada 2023) dan 53% dari ekspornya (2023). Selain menjadi pilar ekonomi Israel, perusahaan-perusahaan teknologi dengan sengaja menyediakan teknologi penindasan yang dipersenjatai (termasuk software mata-mata) yang digunakan untuk melakukan pelanggaran HAM berat, kejahatan perang, dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Suara dari Rakyat Palestina di Gaza yang sengaja dibuat mati kelaparan secara sistematis oleh kriminal penjajah yang dipimpin oleh Amerika melalui badutnya Israel, dan dikuatkan oleh kesengajaan dari rezim Arab terutama Mesir yang tetap menutup pintu perbatasan Rafah walau masyarakat di Gaza mulai berguguran karena bencana kelaparan dahsyat buatan para konspirator tersebut.
Ini tentang bagaimana para penjajah merekayasa genosida mereka di Gaza semurah-murahnya melalui apa yang disebut sebagai "Bantuan Kemanusiaan" untuk menggantikan tingginya biaya yang penjajah itu harus keluarkan jika terus menerus membunuh Rakyat Palestina secara massal melalui bom.
Bagaimana bertahan dengan genosida ini? Ini adalah teladan dari Rakyat Palestina di Gaza dalam menghadapi kejahatan terbesar yang pernah dihadapi umat manusia di era modern ini, yang dapat pembaca teladani agar tidak trauma akibat terus menerus menyaksikan berita tak tertanggungkan Gaza, dan untuk membantu mereka tetap bertahan membersamai perjuangan kemerdekaan Palestina.
Ini membahas tentang bantuan atau "aid". Jadi, para penjajah dan normalisator secara sistematis dan terorganisir merekayasa bencana kelaparan di Gaza. Para kriminal ini menutup semua Jalur Normal tempat ratusan truck berisi bantuan pangan, medis dan bahan bakar seharusnya bisa masuk dengan aman, terutama Rafah Crossing. Lalu, untuk mengelabui dunia, para kriminal ini membuka sebuah jalur khusus baru yang sangat berbahaya untuk memasukkan "bantuan pangan" mereka (porsi sangat sedikit) ke Gaza, sebuah jalur dimana para penjarah bentukan zionis dikerahkan.
Pada tanggal 27 Juli 2025, Dr. Khalil Al-Hayya, Kepala Gerakan Hamas di Gaza, menyampaikan pidato mengenai perang genosida dan kelaparan di Gaza, serta seruan langsung Beliau kepada masyarakat di negara-negara tetangga Palestina. Beliau juga menjelaskan perkembangan negosiasi terakhir. Dr. Khalil Al Hayya dan pidato Beliau, Bifadhlillaah, selalu menyejukkan hati mereka yang mencintai dan mendukung Palestina. Menyaksikan Gaza dipaksa mati perlahan karena pengkhianatan demi pengkhianatan, persekongkolan, dan pengabaian, kata-kata Beliau seperti obat bagi setiap hati yang berduka.
Negara-negara tetangga Palestina, bersama Tuan Penjajahnya, sedang sibuk mencari muka pada dunia melalui bantuan. Mesir & Jordan, dan beberapa sahabat mereka sesama rezim pengkhianat. Gak ding! Gak sekedar sibuk mencari muka, mereka pun sibuk membantu Tuan Penjajahnya membunuh Rakyat Palestina di Gaza. Sungguh-sungguh berbuat jahat, demi sebuah senyum tipu-tipu dari Tuan mereka: Amerika-Isrewel. Tapi, pertanyaan terpentingnya adalah: Umat Islam, berapa lama kalian akan diam saja dengan kelakuan rezim pengkhianat itu?
Konon katanya jumlah Umat Islam di muka bumi ini, hingga tahun 2025 adalah sekitar 2 Milyar. Jika sekitar 35 juta-nya ada di Yaman berdiri teguh membela Gaza, dan sekitar 81-82 juta-nya ada di Iran berdiri teguh membela Gaza, maka sisanya kemana? Kemana 2 Milyar Muslim lainnya? Rakyat Palestina di Gaza membutuhkan bantuan namun mengapa yang terjadi justru konspirasi demi konspirasi dan penderitaan Gaza malah diperdagangkan oleh rezim-rezim Arab yang mengaku muslim? Apakah harga nyawa Gaza sudah lebih murah dari sekarung tepung? 2 Muslim, ada apa? Kemana selama ini?