Perang 12 Hari atau 12 Days War adalah sebuah even bersejarah yang terjadi di tengah genosida Israel terhadap Gaza untuk mengalihkan perhatian dunia, dimana pada hari Jumat, 13 Juni 2025, Israel tiba-tiba menyerang Republik Islam Iran. Berdasarkan info dari Kementrian Kesehatan Iran, 107 warga Iran gugur dan 1342 lainnya terluka dalam 24 jam akibat serangan brutal Israel tersebut.
Israel (IOF) mengumumkan dimulainya operasi militer, di mana serangan pembuka menargetkan situs-situs nuklir Iran dan puluhan target militer. Entitas zionis tersebut mengaktifkan Dekrit 8, memanggil semua cadangan untuk tugas militer di semua bidang militer dan intelijen zionis (dektrik ini terakhir kali ini diaktifkan pada 7 Oktober 2023). Sejumlah besar syuhada, termasuk anak-anak, gugur akibat serangan udara IOF di Teheran, Iran. Sumber-sumber pers Iran pada hari itu mengumumkan kesyahidan Hossein Salami, Panglima Tertinggi Korps Garda Revolusi Iran serta kesyahidan ilmuwan nuklir terkemuka Mohammad Mehdi Tehranchi dan Fereydoun Abbasi. Selain itu, Mayor Jenderal Gholam Ali Rashid, komandan markas pusat Angkatan Bersenjata Iran, juga gugur sebagai syuhada. Pasukan Israel tersebut terus mengebom berbagai wilayah di Iran sepanjang hari, termasuk situs-situs nuklir. Hampir 300 serangan udara telah tercatat di hari pertama serangan.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Iran berjanji bahwa ‘entitas zionis dan Amerika akan membayar harga yang sangat mahal dan harus mendapatkan tanggapan yang keras.’
Dikutip dari Al-Akhbar, "Pada tanggal 14 Juni, sehari setelah Operasi ‘Rising Lion’ Israel, Teheran melancarkan serangan balasan besar-besaran ke jantung Tel Aviv. Sebagai bagian dari Operasi ‘True Promise III’, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menembakkan ratusan rudal balistik dan pesawat tak berawak dalam beberapa gelombang ke arah Israel. Proyektil-proyektil ini dirancang untuk menjangkau jauh ke dalam wilayah pendudukan. Oleh karena itu, rudal-rudal ‘Emad’, ‘Ghadr’, dan ‘Kheybar’, di antara rudal-rudal lainnya, menghantam target-target penting, termasuk satu rudal di dekat Menara Marganit, di dalam kompleks militer Kirya, yang sering disebut sebagai ‘Pentagon-nya Israel’.
Kirya, atau HaKirya dalam bahasa Ibrani, yang berarti ‘Kampus’, bukanlah fasilitas biasa. Terletak di pusat Tel Aviv, pangkalan ini menjadi pusat dari militer dan aparat keamanan Israel: Kementerian Keamanan, Staf Umum IDF, pusat pemantauan perang Angkatan Udara, dan ‘The Pit’ - ruang operasi perang utama Israel. Camp Rabin, salah satu pangkalan militer pertama yang didirikan setelah Nakba 1948, dan dinamai sesuai nama mantan Perdana Menteri Yitzhak Rabin, juga merupakan bagian dari kompleks ini.
Selain markas besar militer dan infrastruktur komunikasi, kompleks ini menjadi tempat bagi Menara Marganit dan Menara Matcal, bersama dengan Menara Canary, pusat utama intelijen strategis, dan operasi udara dan laut ..... Sejak 7 Oktober 2023, pasukan pendudukan Israel telah menggunakan ruang operasi Kirya untuk merencanakan dan melaksanakan serangan di Gaza, menargetkan warga sipil, tenaga kesehatan, jurnalis, dan semua aspek kehidupan di Jalur Gaza yang terkepung.
Sebagai markas besar Angkatan Udara dan Angkatan Laut, kantor juru bicara tentara Israel, tuan rumah Rabbinat Militer, unit strategis IDF yang juga dikenal sebagai Depth Corps, dan kantor Perdana Menteri, Kirya yang sangat sensitif dan dimiliterisasi lebih dari sekadar pusat komando: Kirya merupakan ‘otak’ di balik genosida dan pemusnahan massal. Menargetkannya bukan hanya tindakan pembalasan, tetapi juga salah satu pembalasan."
Di bawah ini merupakan pesan televisi dari Imam Khamenei, Pemimpin Tertinggi (Supreme Leader) Republik Islam Iran, pada 26 Juni 2025, yang membahas tentang serangan rezim zionis kepada Iran dan kehancuran rezim tersebut dalam waktu yang sangat singkat, 12 hari, di bawah pukulan Iran, campur tangan sia-sia AS untuk rezim zionis, dan Kemenangan gilang gemilang bangsa Iran.
"Dengan Nama ALLAH Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Salam dan doa terbaik saya untuk bangsa Iran yang tercinta dan agung. Pertama, saya ingin menghidupkan kembali memori dan memuliakan Para Syuhada terhormat dari peristiwa terkini, para jenderal dan ilmuwan yang syahid, yang sungguh-sungguh berharga bagi Republik Islam. Mereka mengabdikan hidupnya untuk melayani masyarakat. Hari ini, mereka berada di Sisi ALLAH menerima reward atas jasa-jasa luar biasa mereka, Insya ALLAH.
Saya merasa perlu menyampaikan ucapan selamat kepada bangsa Iran yang agung. Saya mengucapkan selamat atas beberapa alasan.
Pertama-tama, saya mengucapkan selamat atas kemenangan Iran atas rezim zionis yang sesat karena dengan segala keributan dan klaim mereka, rezim ini secara praktis tumbang dan hancur di bawah pukulan Republik Islam. Tidak pernah terlintas dalam benak rezim zionis tersebut bahwa Republik Islam dapat memberikan pukulan seperti itu kepada mereka, dan mereka tidak pernah membayangkan hal semacam itu dapat terjadi pada mereka, tetapi inilah yang terjadi.
Kami bersyukur kepada ALLAH yang telah membantu Angkatan Bersenjata kami. Mereka mampu menembus pertahanan canggih dan berlapis-lapis musuh, serta menghancurkan banyak wilayah perkotaan dan militer mereka [rezim zionis] di bawah tekanan serangan rudal Iran dan senjata canggihnya. Ini adalah salah satu berkah Ilahi terbesar. Ini memberi pelajaran kepada rezim zionis tersebut bahwa menyerang Republik Islam Iran membawa konsekuensi harga yang mahal bagi mereka. Hal itu akan merugikan mereka. Hal itu akan mengakibatkan dan mendatangkan kerugian besar bagi mereka. Dan Alhamdulillah, ini telah terjadi. Kehormatan ini berkat Angkatan Bersenjata kita dan rakyat kita yang tercinta yang telah membangun, melatih, dan mendukung Angkatan Bersenjata ini dari dalam diri mereka sendiri, memampukan dan memberdayakan mereka untuk melaksanakan tugas yang begitu besar.
Ucapan selamat kedua saya terkait kemenangan Iran tercinta atas rezim AS. Rezim AS terlibat langsung dalam perang karena merasa jika tidak, rezim zionis akan hancur total. Mereka memasuki perang untuk menyelamatkan rezim itu, tetapi tidak mencapai apa pun. Mereka menyerang fasilitas nuklir kami, yang tentu saja layak diadili di pengadilan internasional. Namun, mereka tidak mampu mencapai sesuatu yang signifikan. Presiden AS menggunakan bahasa berlebihan yang aneh untuk menggambarkan apa yang terjadi. Jelas, dia butuh berlebih-lebihan seperti itu. Siapa pun yang mendengar ucapannya tahu bahwa di balik kata-katanya ada kebenaran lain: mereka gagal. Mereka tidak mencapai tujuan dan melebih-lebihkan untuk menutupi kebenaran.
Di sini juga, Republik Islam menang dan memberikan tamparan keras kepada AS. Iran menyerang dan merusak Pangkalan Udara Al-Udeid, salah satu pangkalan kunci AS di kawasan [Asia Barat]. Orang yang sama yang melebih-lebihkan klaim sebelumnya, mencoba meremehkan ini dengan mengatakan tidak ada hal yang besar terjadi. Padahal, peristiwa besar telah terjadi. Fakta bahwa Republik Islam memiliki akses ke pusat-pusat penting AS di kawasan dan bisa bertindak kapan pun diperlukan adalah hal yang signifikan. Ini sangat penting. Aksi seperti ini dapat terulang di masa depan. Jika sampai terjadi agresi, sang musuh, si penyerang, pasti akan membayar mahal.
Ucapan selamat ketiga saya adalah untuk persatuan dan solidaritas luar biasa yang ditunjukkan bangsa Iran. Alhamdulillah, bangsa dengan sekitar 90 juta jiwa berdiri bersama, bersatu dalam suara, bahu-membahu, dan tidak menunjukkan perbedaan dalam tuntutan atau tujuan mereka. Mereka berdiri bersama, meneriakkan slogan, bersuara, dan mendukung aksi Angkatan Bersenjata, dan ini akan terus berlanjut di masa depan. Bangsa Iran menunjukkan kebesaran dan karakter istimewanya dalam peristiwa ini. Mereka membuktikan bahwa ketika diperlukan, suara persatuan akan terdengar dari bangsa ini, dan alhamdulillah, itulah yang terjadi.
Poin penting yang ingin saya tekankan dalam pidato saya adalah bahwa dalam salah satu pidatonya, Presiden Amerika Serikat menyatakan bahwa Iran harus menyerah. Menyerah! Isunya bukan lagi tentang pengayaan uranium atau industri nuklir. Ini tentang Iran harus menyerah. Tidak perlu dikatakan lagi, pernyataan ini terlalu besar untuk keluar dari mulut presiden AS. Bagi Iran yang agung, bangsa dengan sejarah panjang, budaya kaya, dan tekad nasional yang kuat, omongan tentang menyerah hanyalah olokan di mata mereka yang benar-benar mengenal rakyat Iran. Namun pernyataannya itu mengungkapkan sebuah kenyataan, yaitu bahwa AS telah secara aktif menentang dan berusaha untuk menyakiti Iran yang Islami sejak awal Revolusi. Dan setiap kali, mereka datang dengan dalih baru. Suatu waktu, mereka berdalih tentang hak asasi manusia. Di lain waktu, membela demokrasi. Kemudian, hak-hak perempuan. Kadang-kadang pengayaan uranium, dan di lain waktu isu nuklir itu sendiri. Atau masalah pengembangan rudal. Mereka memunculkan berbagai macam dalih. Namun pada intinya, semuanya bermuara pada satu hal, yaitu mereka ingin Iran menyerah. Pemerintahan [AS] sebelumnya tidak pernah secara terbuka menyatakan hal ini karena ini adalah sesuatu yang tidak dapat diterima. Tidak dapat dibenarkan oleh logika manusia mana pun untuk mengatakan kepada sebuah negara bahwa mereka harus menyerah. Itulah mengapa mereka menyamarkan tujuan ini di balik judul dan dalih lain. Orang ini membiarkan kebenaran itu terungkap. Dia menunjukkan bahwa AS hanya akan puas jika Iran menyerah, dan tidak lebih dari itu. Ini adalah poin yang sangat penting. Bangsa Iran harus tahu bahwa inti dari konflik dengan AS adalah pada titik ini. AS sudah sangat menghina rakyat Iran, dan hal seperti itu, menyerah, tidak akan pernah terjadi! Itu tidak akan pernah terjadi!
Bangsa Iran adalah bangsa yang sangat hebat. Iran adalah negara yang kuat dan negara yang luas. Negara ini memiliki peradaban kuno. Kekayaan budaya dan peradaban kita ratusan kali lebih besar daripada Amerika Serikat dan negara-negara lain yang serupa. Siapa pun yang mengharapkan Iran menyerah kepada negara lain adalah omong kosong yang pasti akan ditertawakan oleh orang-orang yang bijak dan berpengetahuan. Bangsa Iran adalah bangsa yang mulia dan akan tetap mulia.
Bangsa Iran adalah bangsa yang berjaya dan akan tetap Berjaya, dengan kasih sayang ALLAH. Kami berharap ALLAH SWT akan terus melindungi bangsa ini di bawah karunia-NYA, menjaganya dengan martabat dan kemuliaan. Semoga DIA mengangkat derajat spiritual Imam [Khomeini ra]. Dan semoga Imam Mahdi (semoga jiwa-jiwa kita berkorban untuknya) ridha dan puas dengan bangsa ini, dan semoga ia mendukungnya dengan bantuannya. Semoga kesejahteraan, kasih sayang dan kepedulian, serta keberkahan dari ALLAH SWT tercurah kepada kalian."
Referensi:
Al Akhbar, June 17, 2025. Available on https://en.al-akhbar.com/news/iran-strikes-kirya-complex--the-brain-behind-gaza-s-genocide